Jumat, 30 Juli 2010

SP2010, Meretas Jati Diri Bangsa


SP2010, Meretas Jati Diri Bangsa

Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang dilaksanakan secara serentak di Indonesia mulai tanggal 1 hingga 31 Mei 2010 menyita perhatian serius seluruh jajaran BPS di Indonesia.Mengoptimalkan hasil sensus yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali tersebut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya melaksanakan sosialisasi secara intensif, baik melalui rapat inter departemen , pertemuan dengan pemuka masyarakat , pembagian brosur dan iklan di berbagai media massa. Pada bulan April 2010 tercatat sedikitnya 2 kegiatan sosialisasi SP2010 telah dilaksanakan di depan jajaran Pemerintah Kota Palangka Raya. Pertama di aula pertemuan Peteng Karuhei Setda Kota Palangka Raya dan berikutnya di aula pertemuan Kantor Camat Pahandut. Selain diikuti sejumlah PNS kegiatan sosialisasi yang dipandu Kepala BPS Kota Palangka Raya Edison Manurung, SSi, MM juga dihadiri pejabat Pemko Palangka Raya. Sosialisasi berjalan interaktif, peserta tampak antusias menanyakan pelaksanaan SP2010. Disamping di tingkat pemerintah kota , sosialisasi juga dilakukan di tingkat kecamatan oleh 5 Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) di daerah ini. Yaitu Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau, Bukit Batu dan Rakumpit.Bekerja sama dengan BPS Propinsi Kalimantan Tengah, BPS Kota Palangka Raya juga melakukan sosialisasi SP2010 melalui pemasangan spanduk dan banner di sejumlah titik strategis di kota Palangka Raya.

Dalam kesempatan tersebut Kepala BPS Kota Palangka Raya, Edison Manurung mengatakan, pelaksanaan SP2010 terdiri dari 2 tahap,tahap pertama tanggal 1 – 7 Mei 2010 adalah pendaftaran bangunan dan rumah tangga atau listing . Dan tahap kedua, 8 hingga 31 Mei adalah pencacahan lengkap.Dari tahapan tersebut, masing-masing rumah tangga akan mendapat kunjungan petugas SP2010 sebanyak 2 kali.

Salah satu tujuan SP2010 , kata Edison Manurung, adalah mengumpulkan informasi kependudukan yang dapat dipergunakan untuk penyusunan basis data kependudukan.Keterangan yang dikumpulkan meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, migrasi, pendidikan, dan lapangan pekerjaan.Kemudian kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas ) dan beberapa karakteristik terkait perumahan.Edison Manurung mengharapkan dukungan masyarakat dan memberikan jawaban yang benar, sehingga pelaksanaan SP2010 di Kota Palangka Raya berjalan baik .

Rekrutmen Petugas

Mempersiapkan pelaksanakan SP2010, pada tanggal 14 Oktober 2009 BPS Kota Palangka Raya mulai menyeleksi sekitar 450 calon petugas SP 2010 di Sekretariat SP2010 BPS Kota Palangka Raya di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Pelaksanaan seleksi ditangani oleh Tim seleksi yang terdiri dari 5 orang. Calon petugas yang sebelumnya telah terdaftar di BPS Kota Palangka Raya diwawancarai seputar kesiapan dan tanggung jawab petugas serta pola kerja tim dalam pelaksanaan SP2010. Calon petugas juga diwajibkan mengisi kuesioner yang berisi data pribadi, pengetahuan geografis , pencatatan umur dan penulisan kuisioner yang memenuhi standar scanner pengolahan SP2010.

Kasi IPDS BPS Kota Palangka Raya ,Iskandar SST mengatakan bahwa pelaksanaan seleksi calon petugas SP2010 (tertulis dan wawancara) merupakan komitmen BPS Kota Palangka Raya dalam upaya mempersiapkan petugas SP2010 yang handal dan bertanggungjawab. Pemilihan calon petugas merupakan langkah awal dalam upaya mensukseskan pelaksanaan Sensus Penduduk 2010 mendatang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi baik buruknya hasil sensus atau survei tergantung pada kualitas petugas. Untuk itu dengan adanya proses seleksi calon petugas ini diharapkan mampu menghasilkan calon petugas SP2010 yang baik dan berkualitas.

” Hasil seleksi ini akan kita evaluasi lagi, sebab besar kemungkinan ada calon petugas yang tidak lolos,” katanya.

Seleksi petugas SP 2010 di Kota Palangka Raya mendapat sambutan positif ratusan calon petugas.Ini dibuktikan dengan kesediaan mereka hadir mengikuti seleksi. Sebagian besar calon petugas SP2010 adalah mitra terlatih yang sering mengikuti kegiatan BPS.

Kepala BPS Kota Palangka Raya, Edison Manurung mengatakan , tim seleksi calon petugas SP2010 harus selektif menentukan calon petugas. Calon petugas harus memiliki rasa tanggung jawab tinggi melaksanakan tugas-tugas SP2010 dan berpenampilan sopan ketika melaksanakan tugas. Dari kerja marathon sekitar sepekan, akhirnya tim berhasil menyeleksi para calon petugas SP2010 sesuai kriteria yang diharapkan BPS.

Disamping mempersiapkan petugas, agenda terpenting lain yang ditangani BPS Kota Palangka Raya adalah pelatihan petugas dan penyiapan dokumen SP2010. Memasuki bulan April 2010 dokumen SP2010 mulai didistribusikan ke kantor BPS Kota Palangka Raya. Kantor yang tidak seberapa luas akhirnya penuh sesak oleh tumpukan dokumen yang sebagian besar berisi dokumen SP2010-L1, SP2010 –C1 dan ratusan eksemplar buku panduan SP2010. Beberapa staf terpaksa bekerja berhimpitan dengan dokumen negara tersebut. Meski dengan kondisi serba darurat tapi tetap tidak mengurangi kinerja aparat BPS Kota Palangka Raya dalam menyelesaikan tugas rutinnya masing-masing.

Menyusul akan dilaksanakannya pelatihan petugas SP2010 pada 5 – 12 April 2010, sekitar 4 hari para Kepala Seksi dan staf BPS Kota Palangka Raya bekerja keras memilah jenis-jenis buku panduan dan kelengkapan peralatan SP2010 yang akan didistribusikan kepada calon petugas .Termasuk rompi dan topi yang seluruhnya dimasukkan ke dalam tas SP2010.

Pemahaman Konsep

Mulai tanggal 5 April 2010 calon petugas SP2010 mulai memasuki pusat pelatihan ( Training Centre ) di Hotel Hawai, Jalan Bubut Palangka Raya. Kelompok ini adalah peserta gelombang pertama, yang rencananya akan dilatih hingga tanggal 7 April 2010. Menyusul terbatasnya tempat , panitia pelatihan petugas SP2010 BPS Kota Palangka Raya membagi peserta menjadi 3 gelombang Gelombang I ( 5 – 7 April 2010 ), gelombang II ( 8 -10 April 2010 ) dan gelombang III ( 12 -14 April 2010).Jumlah peserta pelatihan SP2010 sebanyak 444 orang, terdiri dari PCL dan Kortim .

Kepala BPS Kalimantan Tengah WS Dantes Simbolon,MA saat membuka pelatihan petugas SP2010 meminta seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat memahami konsep dan definisi SP2010 dengan baik.Terbatasnya penguasaan konsep dan definisi, kata Dantes Simbolon, akan berakibat kurang optimalnya hasil pencacahan

“ Jangan sampai ada penduduk yang tidak tercacah atau tercacah dua kali,” katanya.

Pembukaan pelatihan petugas diawali dengan sambutan Kepala BPS RI Dr Rusman Heriawan melalui tayangan rekaman video dalam format Video Compac Disc (VCD).

Pasukan Sensus Turun Ke Lapangan

Masih dalam rangka sosialisasi SP 2010, Minggu pagi ,25 April 2010 ,sebanyak 444 petugas SP2010 dan puluhan karyawan BPS Kota Palangka Raya mengikuti jalan santai menempuh rute sepanjang 3 Km.Ratusan petugas yang mengenakan atribut SP2010 berupa rompi dan topi berwarna biru diberangkatkan dari halaman kantor BPS Kota Palangka Raya di Jl Wahidin Sudirohusodo mulai pukul 06.00 Wib.Keberangkatan ditandai dengan pengibaran bendera Start yang dilakukan oleh Kepala BPS Propinsi Kalimantan Tengah WS Dantes Simbolon.

Dari Jl Wahidin Sudirohusodo peserta berjalan ke ruas Jl Ahmad Yani menuju Bundaran Besar, kawasan Imam Bonjol, Bundaran Kecil, Jl Diponegoro dan kembali ke kantor BPS Kota Palangka Raya. Beberapa ruas jalan protokol Kota Palangka Raya dalam sekejap berubah ’membiru’ dipenuhi petugas SP2010. Yel-yel ” Sensus Penduduk yes !! ” berkumandang hampir di sepanjang perjalanan pasukan sensus tersebut. Untuk menjalin kebersamaan sesama petugas dan pegawai BPS Kota Palangka Raya, setiba di garis finish dilanjutkan hiburan musik dan pembagian doorprice.

Sehari menjelang pelaksanaan SP2010 tanggal 1 Mei 2010, kepala BPS Kota Palangka Edison Manurung,Ssi,MM dan seluruh staf turun ke jalan membagikan poster dan brosur SP2010 kepada para pengendara kendaraan bermotor yang melintas di jalan raya. Titik konsentrasi pembagian brosur adalah adalah beberapa traffick light yang terdapat di kota ini.

Jeda waktu sekitar dua pekan usai pelatihan petugas dan waktu pencacahan SP2010 tanggal 1 Mei 2010 membuat beberapa petugas tak sabar ingin segera turun ke kelapangan. Ini dapat dimaklumi karena ‘demam’sensus mulai melanda seluruh lapisan masyarakat, apalagi petugas SP2010 baru saja mendapat pembekalan tehnis pencacahan di lapangan. Membahananya atmosfir sensus memang tak lepas dari intensitas kampanye di berbagai media. Baik media luar ruang seperti spanduk, banner dan baliho maupun kampanye masive yang dilakukan media elektronik.

Sejumlah Kordinator Statistik Lapangan (KSK) dan Korlap SP2010 mulai dilobby para PCL agar listing segera dilakukan. Sebagian PCL beralasan jadwal listing yang hanya sepekan dikhawatirkan tidak akan selesai sesuai jadwal, apalagi iklim bulan Mei cenderung selalu turun hujan.

Meski sepintas alasan mereka masuk akal, KSK dan Korlap tetap konsisten pada prosedur pendataan SP2010. Akhirnya pelaksanaan listing tetap dilaksanakan pada tanggal 1 – 7 Mei 2010.

Dukungan Walikota Palangka Raya

Hari Sensus tanggal 1 Mei 2010 yang direncanakan sekitar 2 tahun itu pun akhirnya tiba. Seluruh petugas terlihat sibuk, demikian pula jajaran BPS Kota Palangka Raya. Hampir di setiap sudut gang di kota ini dijumpai petugas lapangan berompi biru. Sebagai petugas yang baru saja mengikuti pelatihan mereka terlihat bersemangat, tak peduli teriknya siang hingga senja menjelang. Sesuai prosedur saat listing satu Blok Sensus ( BS) dicacah oleh satu PCL.Beban pencacahan masing-masing PCL memang tidak selalu sama, beberapa PCL sedikit beruntung karena BS yang dicacah jumlah rumah tangganya sedikit, sementara PCL lain tak sedikit yang mendapatkan beban berat karena jumlah rumah tanggalnya cukup banyak.

Hari pertama SP2010 juga ditandai dengan pencacahan perdana di rumah tangga Walikota Palangka Raya, HM Riban Satia dan Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit Kurniawan Yulianto.

Sabtu pagi, 1 Mei 2010 rombongan BPS Kota Palangka Raya yang terdiri dari Edison Manurung,Ssi,MM (Kepala BPS Kota Palangka Raya), Iskandar,SST ( Kasi IPDS) dan sejumlah staf disambut ramah Walikota Palangka Raya dan isteri. Setelah mendapat penjelasan singkat dari Kepala BPS Kota Palangka Raya pencacahan pun dilakukan. Iskandar,SST yang bertindak sebagai pewawancara menanyakan satu persatu pertanyaan dalam kuisioner SP2010.Walikota HM Riban Satia memberikan apresiasi tinggi terhadap setiap pertanyaan yang diajukan.

Ketika pertanyaan sampai data pribadi dan tanggal lahir anak kandung memaksa walikota muda itu memeras ingatannya. Sesekali sang isteri yang berada disampingnya membantu memberi keterangan.

Sebagai orang nomor satu di Kota Palangka Raya, aktivitas Walikota HM Riban Satia selalu tak lepas dari liputan wartawan. Demikian pula saat pencacahan perdana SP2010 di tempat ini.

Usai pencacahan kepada sejumlah wartawan HM Riban Satia menyatakan mendukung sepenuhnya pelaksanaan SP2010 di Kota Palangka Raya. Bahkan ia akan memberikan ijin secara khusus bagi PNS di jajarannya yang akan disensus.

” Saya akan memberikan ijin kepada PNS yang ingin pulang ke rumah untuk melayani petugas sensus,” katanya.

Dari rumah dinas Walikota Palangka Raya rombongan BPS kemudian bertolak ke rumah jabatan Ketua DPRD Kota Sigit Kurniawan Yulianto di bilangan bundaran Seth Aji , Kelurahan Panarung. Di rumah berarsitektur Rumah Betang tersebut rombongan juga mendapat sambutan hangat Ketua DPRD dan keluarganya. Di tempat ini yang mendapat giliran mewawancarai adalah Drs Alberto ( Kasi Nerwilis ) didampingi Abidinsyah ( Kasi Statistik Produksi).

Ketatnya jadwal listing 1 – 7 Mei 2010 benar-benar membuat seluruh petugas lapangan sulit tidur. Korlap juga harap-harap cemas, pasalnya tanggal 8 Mei 2010 mereka harus segera melaporkan hasil RBL (rekap listing) ke SMS centre di BPS Pusat. Hampir setiap waktu Handphone PCL dan Kortim berdering dihubungi korlap masing-masing yang menanyakan hasil pencacahan.

“ Selama sensus biaya pulsa membengkak,” kata salah satu Korlap di daerah ini.

Mungkin karena bunyi panggilan handphone membuat tegang, tak sedikit PCL yang mematikan handphone-nya. Akibatnya sang Korlap pun jengkel bukan kepalang karena tidak dapat mengetahui progress pencacahan.

Tim Task Force

Kegiatan pencacahan SP2010 di kota yang memiliki motto CANTIK ( Terencana, Aman, Tertib, Indah dan Kenangan) juga menuntut kerja keras tim Task Force BPS Kota Palangka Raya. Sebagai satuan tugas khusus tim ini diterjunkan untuk mendata rumah tangga yang dianggap sulit, kurang kooperarif dan berdomisili di kawasan yang sulit dikunjungi.

Salah satu kelompok Task Force dibawah pimpinan Kepala BPS Kota Palangka Raya, Edison Manurung,Ssi,MM pada tanggal 15 Mei 2010 pukul 00.00 WIB bergerak dari Kantor BPS di kawasan Jalan Wahidin Sudirohusodo menyisir tuna wisma di daerah ini.

Tim Task Force beratribut lengkap dan dikawal anggota Polresta Palangka Raya pertama kali menelisik bangunan kosong di Dermaga Rambang. Di tempat ini tim menemukan seorang pria tengah tidur di emperan dermaga. Tubuhnya terlihat lusuh dan hanya beralaskan karpet yang warnanya mulai memudar. Beberapa potong pakaian kumal tampak menyeruak dari dalam tas kain .Selain tempat menyimpan baju tas itu sekaligus dijadikan bantal pengganjal kepala. Pria asal Pulau Jawa itu terjaga ketika melihat anggota Task Force menghampirinya. Wajahnya tampak bingung ketika melihat anggota polisi bersenjata lengkap juga hadir di antara rombongan berompi biru tersebut.

Ternyata pria itu tak begitu fasih berbahasa Indonesia, akhirnya wawancara dilakukan menggunakan bahasa Jawa. Dari pengakuannya, lelaki bertubuh kurus itu adalah warga transmigrasi di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Sabangau II , Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan. Ia menggelandang ke Palangka Raya untuk mencari kerja menyusul rusaknya lahan pertanian akibat terjangan banjir di desanya.

“ Belum sempat mendapat pekerjaan, saya malah sakit rematik,” tuturnya dengan logat Jawa yang kental.

Malam terus merambat diiringi rasa dingin yang merasuk tulang.Tim Task Force terus bergerak ke beberapa sudut kota, termasuk kawasan pasar, stadion olah raga dan terminal. Sebagai kota kecil yang baru berkembang , jumlah tuna wisma di daerah ini tidak terlalu signifikan.Hingga pukul 3.30 WIB Tim Task Force hanya berhasil menemukan 3 tuna wisma. *

Rabu, 10 Februari 2010


BPS Bertekat Ciptakan Zero Error





Reportase : Bambang M Permadi
KaltengOke - Badan Pusat Statistik (BPS) bertekad mewujudkan Zero Error dari kegiatan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang akan dilaksanakan 1 – 31 Mei 2010 mendatang. Sehingga dapat menyajikan data berkualitas, baik dari aspek keakuratan data , manfaat maupun referensi waktu.SP2010 akan menghasilkan data by name by address seperti yang diharapkan banyak pihak selama ini.
Kepala BPS Kalimantan Tengah, WS Dantes Simbolon di Palangka Raya, Rabu, mengatakan , menghadapi SP2010 pihaknya telah mempersiapkan sekitar 7000 petugas lapangan yang terdiri dari staf BPS dan Mitra Statistik. Para petugas tersebut tersebar di 14 kabupaten/kota di daerah ini.Hasil pemetaan 2009 yang dilakukan BPS , Kalteng terbagi atas 11.420 Blok Sensus(BS) yang tersebar di 1.150 kelurahan/desa.
“ Sekitar minggu ke tiga Maret 2010 para petugas akan mengikuti pembekalan di beberapa pusat pelatihan,” katanya.
Dikatakan, Sensus Penduduk merupakan kegiatan BPS yang mengacu pada siklus 10 tahunan. Di Indonesia SP dilaksanakan pada tahun 1815 (Raffles), 1920,1930, 1961,1971,1980,1990 dan tahun 2000.SP2010 merupakan pendataan penduduk yang akan menghasilkan data base terlengkap, karena hasilnya tak hanya informasi by name by addres tapi juga informasi lain, seperti pendidikan, kecacatan fisik, lapangan kerja, suku bangsa dan lain-lain. Hasil SP2010 akan dipergunakan pemerintah untuk perencanaan pembangunan Indonesia.
Selama ini BPS telah melakukan sosialisasi SP2010 dalam berbagai forum dengan harapan kegiatan ini mendapat respon masyarakat.
Dalam rangka SP2010 belum lama ini BPS Kalteng telah melaksanakan Rapat Teknis (Ratek) Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) di Hotel Aquarius, Palangka Raya , 7-10 Februari 2010. Ratek yang bertujuan menyamakan visi pelaksanaan SP2010 diikuti 66 KSK dan 19 calon KSK hasil penerimaan CPNS BPS belum lama ini.
KSK adalah petugas lapangan BPS yang turut memegang peranan penting kegiatan pencacahan. KSK bertanggungjawab terhadap keberhasilan tugas BPS di tingkat kecamatan.
Sesuai dengan tupoksinya KSK diberi wewenang merekrut dan mengkoordinir sejumlah petugas di kecamatan tempatnya bertugas.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BPS RI, Nyoto Widodo yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan, 2010 merupakan tahun menentukan bagi BPS seiring diberlakukannya reformasi birokrasi untuk meningkatkan kualitas lembaga dan SDM di lembaga ini . Melalui reformasi birokrasi yang dikenal dengan program STATCAP-CERDAS BPS bertekad membangun kepercayaan publik tentang data statistik yang berkualitas.Sesuai dengan visi BPS yang baru yaitu Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua.
Foto : WS Dantes Simbolon,MA

Selasa, 20 Oktober 2009

Kalimantan Tengah yang dulunya hanya belukar kini telah berubah pesat. Bersamaan dengan membaiknya kondisi sosial politik dan perekonomian negara, Bumi Tambun Bungai juga mulai tumbuh menjadi kawasan modern

Dayak dan Keterasingan Betawi

Catatan : Bambang M Permadi

Mungkin hanya orang ‘sakit’ atau tidur terlalu panjang yang mengatakan tak ada kemajuan di daerah ini. Pimpinan daerah silih berganti, semuanya sama-sama memiliki komitmen tinggi membangun wilayah . Kerja keras para pemangku kepentingan dan dukungan masyarakat membuahkan hasil yang cukup berarti. Tengok saja, kini hampir semua kabupaten dapat terhubung melalui perjalanan darat. Di sisi , lain berbagai sarana vital seperti lembaga pendidikan dan kesehatan juga terus ditingkatkan keberadaannya. Demikian pula lompatan-lompatan kemajuan di sektor lain.

Sudahnya saatnya Suku Dayak menunjukkan kepada dunia bahwa putra Tambun Bungai juga memiliki kompetensi dan sejajar dengan suku-suku lain. Saat ini Kalteng sudah memiliki banyak stok putra-putri terbaik, dengan berbagai gelar dan keahlian.

Tak bermaksud sukuisme,seharusnya orang Dayaklah yang memegang posisi-posisi penting di daerah ini karena mengenal cukup baik karakteristik wilayah. Sudah saatnya pula orang Dayak jadi pejabat negara, tak hanya orang Jawa, Batak, atau bugis saja seperti yang terjadi selama ini.

Seandainya Tjilik Riwut masih hidup, beliau pasti tersenyum bangga, karena ‘anak cucunya’ dapat mewujudkan sebuah impian besar yang pernah dicita-citakan. Yaitu Kalteng yang maju dan bermartabat.

Tapi bila masih hidup mungkin pula hati Sang Pioneer itu tambah trenyuh. Soalnya, ketika Kalteng maju dan berkembang kearipan lokal mulai tergusur di wilayah ini. Orang tak lagi memandang budaya dan warisan Datu Hiang sebagai yang sakral. Modernisasi terasa semakin menggerus primordialisme. Kini, suara garantung dan syair karungut hanya terdengar lamat-lamat. Generasi muda Dayak dapat dihitung dengan jari yang peduli dengan warisan budayanya. Pertahanan budaya hanya ditopang oleh kaum tua. Kalteng masih beruntung memiliki agama Kaharingan, karena sebagian besar hanya umat Kaharinganlah yang secara konsisten menjalankan warisan budaya Dayak.

Tak dapat ditampik, ketika Kalteng maju sebagian orang Dayak perkotaan malah menepi ke pinggiran kota. Praktis, yang berdomisili di perkotaan sebagian besar pendatang. Di Kalteng penduduk perkotaan mulai dipadati Suku Banjar dan Jawa. Saat ini dominasi Suku Banjar cukup tinggi, mereka menguasai perdagangan. Bahkan banyak orang Dayak yang berkomunikasi dengan bahasa Banjar dari pada bahasa ibunya sendiri. Suku Banjar yang memang berbakat berdagang merambah hampir semua kawasan di Kalteng.Antara lain Palangka Raya, Kuala Kapuas, Sampit, Ampah, Tumbang Samba hingga Tewah.

Di Sampit kita sulit mencari di mana sebenarnya komunitas Dayak berada. Dalam komunikasi sesama warga yang sering dipakai adalah bahasa Banjar dialek Sampit. Sementara bahasa Dayak jarang terdengar.Demikian pula di Kuala Kapuas, Buntok dan Muara Teweh.Ironis sekali memang, akankah pada gilirannya nanti Suku Dayak juga bernasib seperti Suku Betawi yang terasing di negerinya sendiri.

Cendekiawan Dayak Kumpiadi Widen mengatakan, terpinggirkannya Suku Dayak dalam ‘persaingan’ karena belum berubahnya cara berfikir ( mindset). Sebagian orang Dayak masih ada yang merasa rendah diri dan menganggap dirinya tak semaju orang lain. Identitas kesukuan seperti penggunaan bahasa daerah dianggap kurang gaul.

Guru Besar Universitas Palangka Raya ( Unpar) itu mengatakan ,masih ada orang Dayak yang malu menggunakan bahasa daerahnya di depan umum. Yang dipakai justru bahasa Banjar.


Lowongan Sarjana Komputer

Kalteng Inside - Badan Pusat Statistik ( BPS ) tahun ini merekrut sebanyak 662 sarjana dari berbagai jurusan, baik jenjang Strata – 1 maupun Diploma III. Disiplin ilmu jenjang Strata-1 yang dibutuhkan adalah Dokter Gigi, Psikologi, Ilmu Komunikasi, Sosiologi ,Sastra Inggris, Akutansi dan Geografi(Kartografi). Sedangkan formasi DIII adalah disiplim ilmu Elektro, Tehnik Sipil,Sekretaris, Tehnik Mesin, Grafika dan Desain Grafis.

Tahun ini BPS juga merekrut tenaga S-1 dan DIII untuk formasi Kordinator Statistik Kecamatan ( KSK), dengan kualifikasi sarjana Matematika, Tehnik Informatika, computer, Ilmu Komunikasi, dan ekonomi. Khusus untuk formasi KSK pendaftaran dilakukan di BPS Propinsi masing-masing, sedangkan formasi lain pendaftaran di BPS Pusat. Testing akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada , Minggu 8 November 2009 mulai pukul 8.00 waktu setempat di tempat pendaftaran.

Keterangan lebih lengkap dapat mengunjungi website BPS, www.bps.go.id.

Kamis, 24 September 2009

Kalimantan Tengah

Teras Narang Masih Terlalu Kuat

Analisis : Bambang M Permadi

Bulan Juni 2010 mendatang Kalteng kembali menghelat pesta demokrasi. Kini , salah satu proses pemilihan secara langsung itu adalah pemilihan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng periode 2010 – 2015. Salah satu calon yang diunggulkan tentu saja calon incumbent Agustin Teras Narang. Tak berlebihan, Teras Narang memang cukup memiliki kapasitas sebagai pemimpin Kalteng. Ini dibuktikan dengan keberhasilannya memimpin sekitar 2 juta penduduk wilayah ini dalam periode kepemimpinan sebelumnya. Secara kebetulan Teras Narang juga diusung parpol besar PDI Perjuangan, yang dikenal cukup solid dan memiliki mesin politik yang tangguh. Bagi publik Kalteng , khususnya pemilih tradisional dan berpendidikan agaknya tak terlalu sulit menentukan siapa yang harus dipilih dalam pilkada nanti.

Saat ini di Bumi Tambun Bungai hampir belum ada figur calon gubernur yang memiliki ketokohan seperti Teras Narang. Muda , smart dan memiliki jaringan luas di pemerintah pusat. Di propinsi ini bukan tak ada kader berkelas yang mampu memimpin, hanya saja kapasitasnya baru dalam level kabupaten/kota.Mereka cukup berhasil memimpin daerahnya, tapi belum tentu mampu mengakomodir beragam kepentingan di tingkat propinsi. Sebut saja nama Wahyudi K Anwar( Bupati Kotawaringin Timur), Zain Alkim ( Bupati Barito Timur), Baharudin H Lisa ( Bupati Barito Selatan). Atau Willy M Yosef ( Bupati Murung Raya ).Kandidat yang cukup potensial bakal menandingi Teras Narang justru adalah wakilnya sendiri, yaitu Achmad Diran. Persoalannya, apakah Diran punya ‘perahu’ dan cukup amunisi untuk maju dalam pilkada.

Nama-nama bupati ini beberapa pekan terakhir ramai diberbincangkan bakal maju menandingi Teras Narang di Pilkada Kalteng mendatang. Sejumlah politisi di wilayah ini mulai melakukan manuver menggalang dukungan untuk mencalonkan kandidat tertentu. Wacana bahwa paket Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng harus pasangan Muslim sempat mengemuka. Wacana sentimen agama dalam pilkada yang memiliki tensi politik tinggi sebenarnya sangat disayangkan. Sebab, Kalteng yang penduduknya sangat pluralistis sebenarnya tak pernah mempersoalkan hal tersebut.Politisasi agama terbukti akan membuat porak porandanya harmonisasi sosial. Tapi, politik adalah pertarungan kepentingan yang sulit ditepis.

Wacana pasangan Muslim otomatis akan menjadi rival politik Teras Narang yang beragama non –Muslim. Masalahnya, apakah isu agama laku dijual di Kalteng ?

Kalteng bukan Aceh atau Jawa yang dapat membuat penduduknya menentukan pilihan bedasarkan agama tertentu. Cara berfikir masyarakat di daerah ini masih cukup realistis dan obyektif.

Masih tingginya ‘nilai jual’ Teras Narang dalam pilkada mendatang membuat figur wakil gubernur tidak menjadi begitu penting.Artinya, dengan siapapun dipasangkan Teras Narang tetap menang. Ada kabar, Teras Narang bakal meninggalkan Achmad Diran dan mencari pendamping lain. Belakangan santer beredar Teras Narang bakal menggaet Didik Salmijardi ( mantan Bupati Kotawaringin Timur).

Sejauh ini informasinya masih sangat prematur, setiap detik ritme politik selalu berubah.Yang pasti Teras Narang masih terlalu kuat untuk disaingi.

Selasa, 08 September 2009

Bupati Kapuas Minta Pemberitaan Pers Berimbang



Kalteng inside - Bupati Kapuas , Kalimantan Tengah, Ir HM Mawardi meminta pemberitaan pers berimbang dan tetap mengedepankan kode ethik jurnalistik. Sehingga tidak menimbulkan pencitraan negative terhadap kebijakan pemerintah di wilayahnya.
“ Sebuah media on line pernah memberitakan bahwa toilet di Pemkab Kapuas kotor semua, setelah saya cek ternyata yang kotor hanya satu karena terlambat dibersihkan petugasnya. Ini tentu sangat merugikan,” kata HM Mawardi saat berbuka puasa bersama dengan jajaran pengurus PWI Kalteng di rumah jabatan bupati di kota Kuala Kapuas, Senin (7/9) petang. Dalam kesempatan tersebut rombongan wartawan langsung dipimpin Ketua PWI Cabang Kalimantan Tengah, Sutransyah.
Mawardi meminta wartawan sebelum menulis berita melakukan check and recheck kepada sumber berkompeten, atau langsung menghubunginya. Ia menyatakan selalu terbuka terhadap wartawan.
Mawardi mengakui selama ini pers sangat membantu mensukseskan program-program Pemkab Kapuas, terutama yang menyangkut kepentingan masyarakat. Bahkan beberapa hal krusial
yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak sebagian karena informasi dari pers.

Jumat, 28 Agustus 2009

KerudungTerakhir



(foto : H Mahrip terkulai lemas )

Tubuh Haji Mahrip (55) limbung. Badannya terkulai lemas begitu mendapat kabar bahwa isterinya Hj Sumiati meninggal dunia di Kota Praya, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) , Minggu (16/8) siang.

“ Isteri saya meninggal,” tuturnya kelu.

Kabar duka yang diterima KSK Berprestasi (KSKP)Tahun 2009 asal Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut sontak membuat 32 KSK Berprestasi lainnya turut larut dalam suasana duka. Informasi meninggalnya Hj Sumiati diterima dari anaknya melalui telepon ketika para KSK dari 33 Propinsi di Indonesia tengah melakukan kunjungan wisata di Taman Impian Jaya Ancol ( TIJA) Jakarta Utara. Duka mendalam juga tergambar di wajah para panitia pendamping dari BPSPusat.

H Mahrip yang sebelumnya periang dan selalu bercanda terkulai di pelukan salah satu panitia. Ia lalu dibawa ke salah satu ruangan di taman hiburan tersebut untuk menenangkan diri.

Sementara di luar ruangan sejumlah KSK lain tampak bingung,antara perasaan sedih dan ingin segera mendapat penjelasan bagaimana penanganan selanjutnya. Setelah berembuk dengan para KSK, akhirnya panitia memutuskan hari itu pula mengantarkan H Mahrip pulang ke Lombok melalui Bandara Soekarno – Hatta , Cengkareng.

Sebelumnya H Mahrip lebih dahulu mengemasi barang-barangnya di Hotel Alia , Pasar Baru tempat KSK Berprestasi menginap selama di Jakarta.

Kunjungan wisata ke kawasan TIJA yang telah diagendakan panitia KSKP 2009 tetap berjalan, meski kurang lengkap karena tanpa kehadiran H Mahrip.

KSKP asal Jambi M Amin mengatakan, dua hari sebelumnya H Mahrip sempat saling telepon dengan almarhumah isterinya. Saat itu Hj Sumiati minta dibelikan kerudung dan kain batik.

“ H Mahrip sempat berbicara riang dengan isterinya melalui telpon genggam,asyik sekali tampaknya” kenang M Amin dengan logat Jambinya yang kental kepada Varia Statistik, pekan lalu.

H Mahrip yang di lahirkan di Lombok Tengah, pada 31 Desember 1954 betul-betul menepati pesanan isteri tercintanya. Ketika para KSK diberi kesempatan berbelanja di ITC Cempaka Mas, pria berkumis yang akrab disapa ‘Pak Haji ‘ itu langsung menuju toko pakaian. Yang dibeli adalah kerudung dan kain batik pesanan isterinya.

Karena menggebu-gebu ingin mencari kerudung, H Mahrip bahkan sempat ‘tersesat’ di pusat perbelanjaan milik waralaba asing tersebut.

“ Ini pesanan isteriku tercinta,” ujar H Mahrip bangga sambil menunjukkan kerudung yang baru dibeli kepada KSK lainnya.

Berkumpulnya 33 KSK Berprestasi dari 33 propinsi di Indonesia di Jakarta dari 9 – 19 Agustus 2009 membawa kesan tersendiri bagi lini depan BPS itu.

Saat menjalankan tugas di Jakarta beberapa hari,sejumlah peristiwa terjadi mewarnai lembar kehidupan KSK. Ritme hidup tak hanya dialami H Mahrip yang kehilangan isterinya tercinta, tapi juga dialami Lende Umbu Pati KSKP asal Waikabubak, Nusa Tenggara Timur ( NTT). Bedanya, baru dua hari menginjakkan kaki di Jakarta, isterinya di kampung melahirkan anaknya yang ke lima.

Mama tua ku ( isteriku)melahirkan. Anak kelima,” ujar Umbu Pati tersenyum simpul.